Yuusha no Furi Chapter 3 (Bahasa Indonesia)


Chapter 3 Aku Akan Menjadi Dewa di Dunia Baru Ini!




<TLN: Di akhiran kalimat si Celia jika dilihat dari Raw hampir selalu menggunakan ~tsu. Tapi di translator englishnya gak dipake. Admin juga bingung apa emang begitu gaya bicaranya Celica. Kalo emang pake ~tsu kayaknya imut juga.>

Dan dengan Updatenya Chapter ini di Sousetsuka juga barusan update chapter selanjutnya. Mungkin nanti malem admin bisa update juga chapter selanjutnya.

Kalo banyak comment juga bakal lebih semangat juga.

Enjoy This Chapter Minna...

--------------------------------------------------------------------------



Sinar matahari yang hangat menerjang kami dari atas.
Di sudut ruang terbuka hutan ini, Ksatria wanita berambut pirang - Celica akhirnya tenang.
Namun mata birunya masih penuh dengan air mata dan jari rampingnya menggenggam Wafuku-ku dengan erat.
Terlihat seperti dia tidak akan melepaskan itu.

Gadis itu menangis dengan suara manja dan mata yang menengadah.
"Gusu~tsu.... Hero-sama" <TLN:mending pake Yuusha-sama ato Hero-sama yak?>
Merasa bingung, aku mengela nafas.
Aku harus bilan padanya sekarang karena ia sudah tenang

"Ah, maaf. Aku, er, Aku tidak berencana untuk menjadi Hero."
"Eh...! Tapi kenapa~tsu! Meskipun kamu begitu kuat~tsu!"
"Tidak, itu mungkin karena dia yang terlalu lemah... Karena aku sudah mengabulkan keinginanmu. Aku akan kembali sekarang."
"Apa yang kau katakan! Monster itu adalah salah satu dari empat petinggi Raja Iblis [四天王] yang menguasai daerah sekitar sini! Orang biasa bahkan tidak berharap bisa menyentuhnya!"
"Yang benar saja. Sulit dipercaya"

Aku melihat ke arah Rasasa batu yang jatuh di ruang terbuka itu dengan <<Truth Sight>>
Status-nya muncul.

-------------------------

【Status】
Nama: Greyhades
Gender: Man
Usia: 283
Ras: Rock Demon
Job: Supreme Commander of the Demon King's Eastern Army
Class: Great Warrior Lv 99 Commander Lv 3
Element: 【Darkness】

【Parameters】
Strength: 900 Growth Limit 999
Agility: 850 Growth Limit 999
Magic: 288 Growth Limit 800
Wisdom: 014 Growth Limit 200
Luck: 040 Growth Limit 100

Vitality: 8750
Willpower: 1510

Attack: 5300
Defense: 3450
Magic Attack: 0576
Magic Defense: 0028

【Skills】
Swing Down: Simple big damage
Fissure: Simple damage +  Ranged bind
Storm Down: Ranged attack
Blast Wave: Ranged fire damage
Impact Death Press: Ranged instant death attack

Mighty Guard: Null physical and magic attacks

Knock Down: Drop the opponent's weapon
Weapon Destruction: Break any weapon at a probability

-------------------------

Equipment-nya kosong karena dia sudah mati
Tapi tetap, orang ini tipe itu huh, tipe yang  mengkhususkan diri dalam attack dan defense.
Magic defense-nya cuma 28, normalnya kamu bisa mengalahkan dia dengan serangan sihir.

--Lemah.
Sesuatu seperti ini bisa menjadi seorang eksekutif huh.
Yah, dia memang lebih kuat dibanding manusia.

Namun, melihat dari penjalasan skillnya, sepertinya 【Mighty Guard】bisa bertahan terhadap serangan fisik maupun magis dengan gantinya dia sendiri tidak bisa menyerang, dan 【Weapon Destruction】sepertinya ada kemungkinan menghancurkan senjata lawan .

Itu bisa saja jadi sedikit berbahaya jika dia menggunakan kedua skill itu. Sedikit.
Yah, itu sebabnya kamu memprovokasi lawan untuk mencegah mereka menggunakan taktik merepotkan semacam itu.
Dengan begitu, itu kemenanganku.

Lagian, itu tidak mengubah fakta bahwa dia lemah.

Karena--aku melihat telapak tanganku sendiri.
Statusku muncul.

--------------------
【Status】
Nama: Keika Hiko-no-Mikoto
Gender: Male
Usia: ?
Ras: All Gods
Job: God
Class: Master Swordsman  God Monk
Element: 【Noble Wind】 【Clear Stream】 【Faint Gleam】

【Parameters】
Strength: 51000(+1000)
Agility: 71700(+1700)
Magic: 91900(+1900)
Wisdom: 21200(+1200)
Believer: 1

Vitality: 613500
Willpower: 565500

Attack: 102000
Defense: 143400
Magic Attack: 183800
Magic Defense: 42400

【Equipment】
Weapon: Tachi of God's Majesty  Attack x2 Magic Attack x2
Protector: Deep Blue Line Clothes of God  Defense x2 Magic Defense x2
Sacred Tree Geta  Agility x2 during actions, The strap can't be cut, Cannot be unequipped unwillingly
Accessories: Gourd of Water Guardian  can hold a lot of water, won't rot
--------------------

Jelas perbedaanya sangat besar.
Itu sebabnya aku bisa menang dengan mudah.
Ini adalah standar minimum seorang Dewa.

Seperti yang kamu lihat Dewa tidak memiliki level. Hanya penganut(Believer).

--Oh.
Sepertinya Celica adalah seorang Perawan. Ketika seorang wanita yang murni dengan 【Light Element】menjadi penganutku, nilai kemampuan wanita itu dikalikan 100 dan menambah kemampuanku. Seorang perawan yang tidak memiliki Light Elemental menambah 100. Dan yang lainya menambah 10.
Itu sebabnya Dewa Jahat sering meminta wanita perawan untuk dikorbankan.

Omong-omong, orang itu, nilai total kemampuan Amaterasu melebihi 100 juta.
Yesus dan Buddha lebih dari satu miliar.
Aku seperti lalat bagi mereka.

Aku melihat ke Celica dan berkata.
"Dia benar-benar lemah. Itu tidak mustahil bagi kalian untuk menang melawan dia. Pasukan Raja Iblis lain mungkin juga seperti itu.. Yah, Semoga beruntung, Aku akan pulang."
"Ta-tapi... Lalu kamu ingin menjadi apa jika bukan menjadi Hero!?"
"Apa yah---yap--Aku ingin menjadi seorang Dewa."
Aku mengatakan itu sebagai lelucon.
-Lagian aku tidak bisa menjadi salah satunya. (TLN: Dia udah jadi dewa gagal di jepang lol)

Namun Celica memiringkan kepalanya dengan manis dan setelah itu tersenyum, berkata "ah".
"Dewa? Kamu pasti bicara tentang Dewa Perjuangan"
"Dewa Perjuangan?"
"Apa aku salah? Orang yang menumpuk banyak sekali prestasi sebagai Hero dipuja sebagai Dewa setelah kematian mereka bukan?"
"Eh!"

<TLN:武神 English translatornya bilang God of Valor, kalo liat google translate itu artinya God of military arts berhubung admin kesulitan ngejelasin kata valor harap maklum, kayaknya si dia yang berjuang gitu contohnya medal of valor>

Aku menjerit kaget. Mau bagimana lagi.
Kamu bisa menjadi Dewa jika kamu bekerja keras sebagai Hero--!?

"Co-Contohnya, orang seperti apa-yang menjadi Dewa Perjuangan itu?"
"Um coba kuliat... Hero Lazan yang mengalahkan banyak monster laut yang dipimpin oleh Paus Meteor yang dipanggil Raja Iblis dari laut, dan merebut kembali lautan untuk manusia. Dia dipuja sebagai Dewa Pelindung Laut sampai sekarang. Ada juga Hero Jared yang menggunakan taktik untuk melawan dan mengatasi tentara Raja Iblis berulang kali, sekarang dia dipuja sebagai Dewa Pertempuran. Dan yang lain...."
Celica menyebutkan lima Hero.
Pipiku mengendur setiap kali aku mendengarnya.

Maksudku.
Semua yang mereka lakukan itu bisa aku lakukan juga.
Menjadi Dewa hanya dengan mengalahkan monster lemah seperti itu, Mudah sekali.
100 kali lebih mudah daripada bekerja keras di Jepang. Tingkat kesulitan Easy.

Selaon itu, bekerja keras sebagai Hero harusnya tidak melawan aturan yang dibuat oleh para Dewa dari dunia ini.
Yah, aku mingkin harus mengunjungi mereka setidaknya sekali dan menanyakannya.
Hanya untuk memberitahu mereka tentang keadaanku yang ingin menjadi seorang Hero.

Aku merapatkan gigiku dan memutuskannya.
--Aku telah pergi dan datang ke sebuah Dunia dengan mode Easy!
Aku akan menjadi Dewa yang dicintai oleh orang-orang dari dunia ini!!

Mata Celica menjadi cerah oleh penjelasanya tentang berbagai macam Hero.
Suara indahnya bergema di ruang terbuka yang tenang ini.
Aku meletakan tanganku di bahunya. Berkedut, keteganganya ditransmisikan ke tanganku.

Aku tersenyum seperti Penipu.
"Celica. Tadi itu cuman bercanda. -Aku akan menjadi seorang Hero.""Be-Benarkah! Terima kasih banyak! Seperti yang diharapkan dari Hero-sama desuwa."
Celica memelukku dengan erat. Lengan dan kakinya yang lembut tetapi pelindung dada peraknya cukup menyakitkan.

Aku menepuk kepalanya sambil tersenyum masam.
"Tidak kusangka kamu Berani juga"
"I-itu tidak benar.... ini karena, ini Hero-sama."
Celica memisahkan dirinya, dan memerah sambil menunduk ke bawah.

Aku memasang wajah serius.
"Namun aku punya satu syarat."
"A-Apa itu?"
"Lindungi kemurnianmu selamanya demi aku."
"Eh!?"
Aku meletakan jari-jariku di dagu Celica yang ramping dan mengangkatnya.
"Bisakah kamu melakukannya?"
Wajah sampai telinga Celica memerah, mata birunya menjadi lembab.
"...Baik. Hero-sama. Aku akan mendedikasikan tubuh ini untuk Anda."
"Itu baru Semangat."
Aku melepaskan tanganku, bergumam, "hau" dengan suara menyedihkan.

Aku berbicara dengan tangan terlipat.
"Namun, aku ingin kamu berhenti dengan Hero-sama. Baiklah Celica. Cukup panggil aku Keika."
"Aku mengerti Keika-sama... tunggu.. apa aku sudah memperkenalkan diri?"

"A!...Iya, Kamu sudah mengatakan namamu."
"Apa begitu. Lalu pekenankan aku untuk memperkenalkan diriku sekali lagi. Namaku Calica...desu. Ksatria desu. Aku lahir di barat desu.. sudah semua desu."
Ia berbicara seakan ada sesuatu yang  terjebak di antara giginya.
Beberapa burung aneh terbang di atas ruang tebuka sambil membuat suara  giegie terdengar seperti mereka mengolok-0lok dirinya.

Aku menatap Celica yang matanya setengah terbuka.
"Ah, jadi begitu ya. Pada akhirnya kamu menyembunyikan sesuatu seteleh memuji Hero-sama, Hero-sama."
"Uh.... Maafkan aku Keika-sama. Ada, um beberapa keadaan tentang keluargaku."
"Yah, Aku samar-samar paham. Kamu seorang bangsawan bukan?"
"Ba-bagaimana bisa?"
"Yah, aku bisa menyimpulkan itu melihat dari peralatanmu dan semacamnya. Kamu sengaja membuat peralatan kuatmu terlihat lemah."
"Sasuga Keika-sama."
Suara Celica penuh dengan rasa hormat.
Namun, aku mengeluh, u~n.

Sebenarnya itu cuma karena aku melihat langsung ke Statusnya.
Tingkat Ksatrianya Level 5, tetapi ada Job dan Class yang tak terlihat level 17. Usianya juga 17. Dengan kata laun, itu sebuah Class yang otomatis Level up sesuai penambahan usia.
Bakal jadi aneh jika Job itu bukanlah sesuata yang sudah ada sejak mereka lahir, seperti pangeran dan putri.

--Terlebih lagi itu lima karakter Dia mungkin seorang 「Princess」. <TLN: 'Princess' di Katakana, プ リ ン セ ス.>

Aku tersenyum pada Celica yang ragu.
"Yah, sepertinya ada banyak di sekitarmu, itu akan jadi cerita yang panjang. Disamping itu, aku harus menjadi seorang Hero."
"Ya, Keikao-sama... Aku pasti akan bicara tentang hal itu di waktu dekat."
"Aku tahu. Dan, Aku datang dari jauh belum lama ini  jadi aku masih belum tau sistem di negeri ini, apa yang harus aku lakukan untuk itu?"
"Untuk menjadi Hero kamu harus mengambil Ujian Pahlawan untuk mendapatkan otorisasi dari Raja Daphnes dan Medali Hero.""Begitu ya. Tidak ada gunanya mengklaim diri sendiri huh. Yah aku rasa masuk akal. Lagipula Seorang Hero bisa menjadi Dewa. --Dimana kamu bisa mengambil ujian itu?"
"Kamu harus mengambilnya di ibukota kerajaan Daphnes, Chloe."
"Baiklah. Ayo kita pergi ke ibukota kerajaan dulu."
"Ya. Perkenankan aku untuk memandumu"
Celica berjalan di depan. Rambut pirang sepanjang pinggangnya bergoyang-goyang.

Namun, Aku memanggil pada punggungnya yang anggun.
"Tunggu sebenar. Apa kita akan berjalan di hutan ini?"
"Yah? Itu benar--ah! Haruskah kita membawa kepala si empat petinggi?"
Dia meletakan tangannya di pipinya dan memiringkan kepalanya dengan santai. Gerakan semacam itu, secara mengejutkan terlihat lucu.

Mengesampingkan hal itu.
Aku sedikit merenung.

Kami akan disambut dengan hangat jika membawa kepala si Empat Petinggi, tidak salah lagi.
Namun, semacam sistem [Sinner] telah berlakusecara nasional.
Tidak diragukan lagi jika Raja Iblis ini liciknya di luar imajinasi.
Aku akan menarik perhatian Raja Iblis jika aku sembarangan melangkah.
Menggunakan taktik tidak langsung, mereka akan mengeluarkanku dari Ujian Hero...Aku tidak bisa menyangkal kemungkinan seperti itu.

Atau bahkan Raja Iblis mungkin secara pribadi datang menyingkirkanku--itu juga mungkin.
Aku mingkin bisa mengalahkannya dengan mudah jika itu terjadi.

--Namin.
Apakah orang-orang akan memujaku jika aku hanya mengalahkan Raja Iblis?
Memikirkan kembali cerita Celica sebelumnya, para Hero harus mengatasi kesulitan demi kesulitan, dan berulang kali menyelamatkan banyak orang dari masalah sebelum akhirnya mendapatkan kepercayaan mereka.

Manusia melupakan sesuatu dengan mudah.
Mereka bisa melupakan nikmat yang mereka terima dalam tiga tahun.
Untuk mencegah itu Kamu harus membuat kewajiban rasa syukur berulang-ulang kali.

Itu adalah alasan terbesar kegagalanku di Jepang.
Aku tidak mengenal lelah menjual namaku.
Roma tidak dibangun dalam satu hari.
Aku harus menghindari kesalahan yang sama!

Aku menggelengkan kepalaku.
"Tidak perlu membawa kepala itu. Mereka hanya akan meragukan kita sia-sia karena aku belum dikenal sebagai Hero."
"Be-benarkah... Jika itu keinginan Keika-sama."
"Aku punya alasan lain untuk menghentikanmu.""Apa itu?"
"Kau tahu, Hutan ini sangat luas. Bisa saja kita kehabisan makanan di jalan, jadi mari kita ambil benda-benda di sini. Lagi pula dia sudah mati."
Dan kemudian wajah Celica mencerah.
"Itu benar! Ini benar-benar terselip di pikiranku! Tentu aja Aku pikir makanan akan jadi masalah... Tidak, tolong lupakan tadi. Lalu, mari kita bawa."
Ia mengatakannya seperti dia adalah seorang Putri yang tidak mengenal kesulitan, tapi aku pura-pura tidak menyadarinya.

Dan kamipun memilih-milih makanan.
Makanan mahal dan makanan yang terlihat bisa bertahan lama. Itu mudah dengan <<Truth Sight>>. Aku juga telah mengisi Labu penuh dengan air.

Aku sebenarnya bisa saja terbang dengan sihir, tapi aku ingin terlihat sekuat manusia biasa sekarnag.
Dan juga aku ingin Ia mengajariku tentang dunia ini.
Membicarakan tentang hal itu sambil berjalan santai sepertinya tepat.

Kami menggunakan kain persembaan sebagai tas untuk menyimpan makanan untuk beberapa hari.
"Apa kamu siap?"
"Ya, Keika-sama"
Celica menjawabku dengan pancaran senyum yang penuh rasa percaya.
Bahkan sambil menjauh dari hati jujurnya yang lurus, Aku berjalan di dalam hutan sambil memiliki percakapan yang menyenangkan dengan Celica.



















Facebook Twitter Google+

Comment Now

6 komentar

    • avatar Yuusha no Furi mo Raku Janai–Riyuu? Ore ga Kami Dakara– Chapter 4 – Mavhia Translation says:

      […] Pref Chapter […]