Yuusha no Furi Chapter 28 (Bahasa Indonesia)

Yuusha no Furi mo Raku Janai--Riyuu? Ore ga Kami Dakara-- 

Chapter 28   Pembalasan dari Dewa itu Agak Berbeda (Ke Desa itu)

Kami tiba di sebuah desa yang terletak di dataran pada malam hari.
--Desa yang telah memberikan obat tidur dalam makanan kita, dan mencoba untuk menangkap Celica dan membunuhku.
Aku belum melupakan penodaan dari dikejar-kejar mereka.

Aku mengencangkan bahuku dengan tanganku di Tachi-ku saat berjalan.
Celica dan Lapisia berjalan di belakang, bergandengan tangan.

"Ka-kamu?"
Seorang pria paruh baya bicara seakan dia mengancamku.
Aku menunjukkan 【Emblem Hero】di leherku pada pria itu.
"Ada masalah?"
"He-hero..sama!"
Wajah pria itu menjadi pucat dalam sekejap, dia jatuh dengan punggungnya dengan kaki gemetar.
--Kalau begitu, kamu harusnya tidak menyerang kami dari awal.

Aku pergi ke rumah kepala desa sambil melototi sekitar.
Celica mengikutiku sambil terlihat khawatir, Lapisia juga melakukan hal yang sama sambil melihat-lihat dengan rasa ingin tahu.

Rumah kepala desa adalah mansion besar berlantai dua.
"Celica dan Lapisia, pergi ke halaman. Ambil sesuatu yang terlihat berguna di dalam gudang."
"Baik, aku mengerti.... Ayo kita pergi ke sana Lapisia-chan."
"Baik!"
Setelah melihat mereka berdua pergi ke halaman, aku masuk ke dalam mansion tanpa mengetuk pintu.
Berjalan menyelusuri koridor.

Seorang pelayan perempuan keluar ke koridor di tengah jalan, matanya bular ketika dia melihatku.
"Ka-kau....!!"
"Diam. Lihat ini?"
Dia menjerit 'hii' saat melihat 【Emblem of Hero】dan mendorong punggungnya ke dinding koridor.
Aku melewatinya.

Aku memasuki ruangan terdekat.
Aku menegangkan mataku dengan <<Senrigan>>.
Mata yang dapat melihat segala sesuatu.
Mataku menangkap berbagai sampah.
--Aku selalu ingin melakukan pemburuan-rumah ini.

Aku menemukan 【Material - Spider Thread】 dan 【Material - Worm's Fang】di dalam laci di ruang pertama, akupun mengambilnya.

Aku menemukan beberapa koin perak di ruang kedua selama pencarianku, aku pun membawanya.
Yang lainnya lagi zonk.

Aku pergi menaiki tangga ke lantai dua.
Ruangan pertama sepertinya entah ruang belajar atau ruang kerja. Terdapat rak buku dengan banyak buku dan dokumen.

Ada seorang pria tua dengan rambut putih dan janggut putih. Itu si Kepala Desa.
Dia menulis di meja sebelum membalikkan wajahnya ke atas.

"Ka-kau!"
"Yo. Sudah lama huh."
Aku menyapanya dan menunjukkan 【Emblem of Hero】kepadanya.
Kepala desa membuka matanya lebar-lebar terkejut.
"He-hero-sama!"
"Ingat apa yang kau coba lakukan padaku? Kamu mencoba untuk membunuh dan mengejar seseorang yang akan menjadi pahlawan. Aku memeriksa tempat ini jika kamu adalah seorang bawahan Raja Iblis."
"Tidak, itu.... Tidak mungkin!"
Jenggot putihnya bergerak naik turun, tapi dia bisa membuat satu kata pun.

Aku mengabaikan kepala desa dan mencari-cari ruang belajar itu.
Tidak ada sesuatu yang berguna, tapi aku menemukan kantong yang tergantung di balik lukisan.
"Oh. Koin emas ditemukan. Kamu benar-benar menimbun banyak. Aku akan mengambil simpanan rahasia ini sebab itu diperlukan untuk mengalahkan raja iblis."
"Aa...aa....!"
Kepala desa itu gemetar seakan dia telah menjadi pikun.
Yah, selain menyerang pahlawan, dia akan dipenggal sebagai bawahan raja iblis jika menolak di sini.

Aku menaruh beberapa koin emas besar ke dalam sakuku dan bicara ke kepala desa.
"Oy, kepala desa. Jika kamu menghargai nyawamu, kumpulkan semua warga yang menyerang-ku di halaman."
"Eh....Tidak..."
"Apa kau tidak dengar, cepat!"
"Ba-baik."
Kepala desa hampir tersandung saat ia pergi keluar dari ruang belajar.

Setelah itu, aku mencari seluruh mansion dan menemukan 【Power Fruit】. Itu adalah buah merah kecil yang terlihat seperti ceri. Tentu saja aku mengambilnya.
Memakan 【Power Fruit】 menambahkan 1-5 kekuatan. Lebih baik dimakan Celica dari pada aku. Karena itu akan menambahkan stats ku 100 kali lipat.
Aku akan memberikannya nanti.

Hmm, tetap saja.
[Izin untuk pengadaan lokal perlengkapan yang diperlukan] dari pahlawan benar-benar otoritas mengerikan.
Sebagai ganti hanya mendapatkan 50 gold koin dari raja, aku mendapatkan otoritas ini.

Tentu saja ini hanya membolehkanmu mengambil hal yang diperlukan untuk mengalahkan raja iblis, kamu tidak dapat mengambil hal-hal yang penting untuk mata pencaharian seseorang seperti palu untuk pandai besi atau kapal nelayan.
Meski begitu, semua uang adalah milikku. Simpanan rahasia dan herb yang ditemukan selama pencarian itu milikku. Ini masih cukup mengerikan.

Di bawah langit sore.
Warga desa telah berkumpul di halaman ketika aku pergi keluar. Sekitar 50 orang di tengah halaman. Semua dari mereka berwajah pucat dan gemetar.
Perempuan dan anak-anak mengintip dengan terlihat khawatir di wajah mereka dari balik dinding dan mansion.
Ada sekitar 100 orang totalnya.

Aku menggenggam [Emblem of Hero] di depan para warga.
"Ingat wajahku? Kalian mencoba membunuh pahlawan. Kalian diduga bawahan raja iblis."
"Ti-tidak, itu," "Itu sebuah kesalahan..."
Para pria ragu-ragu keberatan.

Aku cemberut dan berteriak.
"Diam! Sebagai pahlawan, aku berkata demikian! Atau apakah kamu bilang itu tidak apa bagimu untuk menyerangku karena aku belum menjadi pahlawan waktu itu!? Celica mungkin seorang Sinner. Tapi aku tidak melakukan hal yang salah. Fakta bahwa kalian menyerang pengelana yang tidak bersalah tidak berubah! Ini perbuatan Keji!"
"""Uu...."""
Semua pria tampak seperti akan menangis. Mereka meletakkan tangannya bersamaan meminta belas kasih.

"Aku bisa saja melempar kalian ke penjara atau mengeksekusi kalian sekarang juga--"
"Hii", "Tolong aku", "Aku akan melakukan apapun!"
Para pria meminta maaf dengan memohon. Setengah dari mereka menangis.

Dan kemudian mendekatiku dengan menggoyang rambut pirangnya.
Dia menarik lenganku sambil terlihat sedih.
"Keika-sama.... Aku telah mendengar yang terjadi. Aku rasa ada beberapa bagian yang tidak membantu. Tolong tunjukkan belas kasihmu untuk orang-orang ini."
Meskipun dia adalah orang yang diserang... aku terkesan dengan kebaikan Celica ini.
Selain itu, aku tidak melakukan ini untuk membunuh para warga.

Aku rasa mengancam mereka sejauh ini harusnya sudah cukup.
"Pertama, setiap dari kalian berlutut di tanah dan meminta maaf."
Semua 50 pria berlutut sekaligus, memukul kepala mereka di tanah, menerbangkan debu.
"Kami sungguh meminta maaf Hero-sama!" "Tolong maafkan kami Hero-sama."
Semua dari mereka berulang kali meminta maaf mati-matian. Mencoba untuk menunjukkan ketulusan mereka sambil meletakkan kepala mereka di tanah.
Para wanita dan anak-anak yang menonton juga berlutut di tanah sambil meminta maaf.
"Maafkan suamiku,  Hero-sama!" "Maaf", "Maafkan ayahku!"
Membuat anak-anak menangis, bahkan aku pun akan merasa sakit.

Aku mengangkat tanganku untuk menghentikan mereka.
"Jangan membuat kesalahan dan menyerang pengelana lagi, oke?"
"Tentu saja!", "Sama sekali tidak akan terjadi!", "Aku akan mengukir di dalam hatiku!"
"Itu mudah untuk bicara apapun yang kalian mau."
"""Uu...."""
Para warga menahan napas mereka.
Seperti yang ku duga. Ada beberapa orang yang berpikir mereka akan dilepaskan hanya dengan meminta maaf di sini.
Lagi pula meminta maaf itu gratis.

Namun, Celica menarik lenganku dan menggelengkan kepalanya. Cahaya senja terpantul pada rambt pirangnya tampak sedih.
Aku mengangguk untuk bilang bahwa aku mengerti.

Dan kemudian aku bicara dengan keras.
"Orang-orang mudah melupakan sesuatu. Kalian harus menanamkan kepada generasi mendatang untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama! Tidakkah kalian berpikir begitu? Tentu saja aku kalian tidak diizinkan untuk berargumen."
"Ya", "Itu tepat", "Kami akan mematuhi Hero-sama."

Kepala desa berdiri dan bertanya dengan rambut putihnya yang kusut.
"Tapi, lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Umu. Tentang itu. Apa ada sebuah festival di desamu?"
"Festival ya? Saat musim semi dan musim gugur, kami mengadakan festival untuk berdoa untuk panen yang bagus dan rasa syukur kepada Dewa Bumi."
Fumu. Festival untuk Dewi bumi pertiwi Rupesia huh. Aku rasa mereka tidak bisa melakukannya tanpa festival panen.

Aku menyeringai dan menyatakan.
"Kalau begitu ganti festival panen musim semi menjadi [Festival Hero-keika]! Dengan megah merayakanku atas terima kasih kalian untuk kebaikanku! Dan dengan begitu, kalian akan diingatkan kesalahan kalian setiap tahun bahkan jika kalian tidak menyukainya, dan mengendalikan diri kalian benar?"
"""EEEEEEH!""""
"Tapi.... Festival tradisional yang telah berlangsung selama bertahun-tahun itu--"

Aku memelototi Kepala desa dengan paksaan Dewa.
"....Sepertinya kamu belum menyadari situasimu ya? Aku bisa saja mengakhiri desa ini di sini sekarang jika aku mau!"
"W-wa, hiii!"
Kepala desa itu tidak bisa berdiri dan terjatuh.
Orang-orang yang berlutut meneriakkan sesuatu sambil menunduk. Beberapa membasahi celana mereka.

Namun, semua warga akhirnya sepakat untuk saranku.
"Mau bagaimana lagi.", "Lagipula ini tetap saja masih festival panen.", "Lagi pula kamu juga yang salah."
--Sekarang namaku akan terukir!
Itu penting untuk menyebarkan namamu agar menjadi Dewa.
Aku menahan diriku untuk tidak menyeringai dan tertawa keras.

Kepala desa bilang.
"Kami mengerti Keika-sama. Kami akan mengadakan festival untuk menghargai kebaikanmu."
"Umu. Sebagai gantinya, aku akan melindungimu selama kamu terus menghormatiku."
"Eh, Hero-sama akan memberikan perlindungannya!?"
Kepala desa terkejut.
Aku harus memberi mereka banyak anugerah setidaknya.
Aku akan menggunakan prinsip tongkat dan wortel dengan baik.
"Tentu saja. Aku akan memperlebar penghalang besar dan meningkatkan lahan kalian. Dan aku akan membangun mansionku di sini."

Celica yang paling terkejut tentang ini.
"Ke-Keika-sama !? Bagaimana perjalanan untuk mengalahkan raja iblis?"
"Tentu saja aku melakukannya. Tapi, aku ingin memiliki markas. Sementara kami melakukan perjalanan, aku ingin punya tempat untuk agar orang lain yang sedang bermasalah di tempat lain dapat mengirimkan permintaan dan keinginannya."
"Kalau bagitu apakah Ibukota Kerajaan lebih baik untuk itu?"
"Ada terlalu banyak orang di sana. Tempat ini membutuhkan setengah hari untuk dicapai. Permentaan sepele seperti mencari kucing yang hilang tidak akan ke sini, hanya orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan yang akan datang."
"Be-begitu ya.... Sasuga Keika-sama. Kamu berpikir secara menyeluruh dari segala sesuatu."
"Dan begitu, Pak Kepala, bangun rumah dengan suasana seperti kuil, aku tidak keberatan kalau itu keil. Ini bisa saja bangunan satu lantai. Beritahu penginapan Kinmerrick di Ibukota Kerajaan setelah selesai."
"Aku mengerti."
Kepala desa mengangguk dengan hormat.

Aku tersenyum dalam hati.
Aku sudah memikirkan mengamankan markas untuk sementara waktu sekarang.
Sebagai tempat bagi para penganut untuk berkumpul.

Aku memutuskannya agar di sini karena semua penduduk desa memiliki utang kepadaku.
Bahkan jika aku pahlawan, memaksakan jalanku melewati komunitas tidaklah mudah.
Dan juga, menjadi sewenang-wenang hanya akan menodai ketenaranku. Aku tidak bisa menjadi tak masuk akal.
Namun, karena aku memegang kehidupan desa ini di tanganku, mereka tidak punya pilihan selain untuk mematuhi perintahku seperti budak.
Ini tetap untuk menyebarkan namaku melalui festival mereka.

Aku menyurvei para pria.
"Apa Bailey di sini?"
"Ah, ya. Ini aku."
Seorang pria dengan jenggot berdiri.
Dia mendekat sambil melindungi pergelangan tangannya.
--Ah, aku mengancamnya dengan mengikat sebuah tali. Aku lupa.

"Waktu itu kamu mengejarku dengan KudaBu, apa kamu baik-baik saja?"
"Aku bekerja membajak sawah dengan KudaBu dan pengiriman ke desa tetangga. Aku juga merawat mereka."
"Benarkah. Kalau begitu sebarkan rumor tentang Hero Keika tinggal di sini."
"He.... Aku tidak keberatan. --Err, Keika-sama, ini."
Dia mengulurkan pergelangan tangannya, aku merobek benang itu.

Bailey bernapas lega.
"Aku lebih merasa mati dari pada hidup."
"Kamu bisa saja melepasnya. Aku tidak meletakkan sihir di situ."
"Eh... Kenapa."
"Karena itu akan merepotkan jika kau terluka."
"-Aku benar-benar tidak bisa menang melawanmu."
Bailey berkata dengan kekaguman. Suaranya penuh dengan kepercayaan.

Seorang wanita paruh baya mendekat dan bilang.
"Um, Hero-sama. Kami sudah menyiapkan makananmu."
"Ah, benar, aku akan memakannya. Kalian bisa bubar sekarang."
"Terima kasih banyak", "kami mohon maaf". "Aku akan melakukan yang terbaik dalam festival."
Dll. mereka tersenyum dengan penuh syukur kepadaku dengan ari mata di pipi mereka.

Aku pergi ke mansion bersama Celica.
Celica melihatku dengan cahaya penuh hormat yang luar biasa di mata birunya.
"Keika-sama menakjubkan. Memikirkan metode untuk mencegah warga desa dari membuat kesalahan yang sama. Itu ide bagus yang tak terpikirkan olehku."

Aku hanya bisa tersenyum canggung karena aku tidak bisa menceritakan tujuanku sebenarnya.
"Be-begitukah... Ah, oya. Ambil buah ini."
Aku mengeluarkan [Power Fruit] dari saku-ku dan memberikannya ke dia.
"Apa ini? Oh, bukankah ini Power Fruit, sangat tidak biasa. Haruskah Keika-sama yang memakannya?"
"Celica makan itu demi aku juga."
"Benarkah.... Kalau begitu akan menerimanya dengan senang hati."
Celica membuka mulut merah kecilnya dan memakan Power Fruit itu.
Kekuatannya meningkat 3. Kekuatanku otomatis meningkat 300.
Bagus. Kekuatanku melampaui 90.000 sekarang.

Dan kemudian Lapisia melompat keluar dengan suara derakan.
Dia berlari ke kami sambil mengibarkan gaun putihnya ketika dia melihatku. Dia memegang sebuah kotak panjang vertikal yang terlihat cukup besar baginya untuk masuk di tangannya. Ada tutup di kedua sisinya. Aku kira itu kotak sampah vertikal.
Melihat dengan <<Senrigan>>, itu hanya sebuah kotak kayu biasa.
"Lapisia mau ini!"
"Apa itu?"
Wanita paruh baya yang membimbing kita bicara.
"Ah, itu kotak untuk menaruh tongkat dan sapu di dalamnya. Kami sudah tidak menggunakannya, itu tidak apa-apa."
"Yaay"
Setelah tersenyum riang, Lapisia masuk ke dalam kotak dengan kepalanya dahulu.
Ada celah di tempat matanya, Dan tangan dan kaki sampai betis rampingnya keluar dari kotak.
Dia tampak seperti manusia kotak atau Medjed.

"Kamu suka kotak itu Lapisia?"
"Un! Suka!"
Mata emasnya yang mengintip dari celah. Menyipit bahagia.
Aku berpikir untuk mengentikannya, tapi akan mengganggu jika dia menjadi bad mood.
"Itu bahaya jadi jalan degan hati-hati oke"
"Oke!"
Dia berjalan cepat dengan langkah kecil seperti pinguin.
Ini memberikan perasaan yang tak terlukiskan dari keimutan aneh itu.

"Aku ingin tahu kenapa anak-anak suka masuk ke dalam kotak."
"Mungkin mereka merasa tenang dalam tempat yang sempit."
"Mungkin rasanya seperti sedang dibungkus oleh ibumu huh?"
Tah, dia mungkin akan kehilangan minat segera, aku akan membiarkannya bermain untuk sementara waktu.

Dan kemudian aku melakukan sedikit pekerjaan setelah makan makam,
Aku memperluas cakupan Penghalang monster yang terpasang di ladang.
Para warga berterima kasih kepadaku sambil terlihat seakan mereka tidak mempercayainya.

Sepertinya kamu biasanya harus membayar uang banyak kepada spesialis penghalang untuk melakukan ini.
Penganutku bertambah hanya melakukan pekerjaan simpel.
Itu 16 orang sebelum aku ke desa ini, sekarang ini 33.

Baiklah, aku akan terus menyebarkan namaku seperti ini dan meningkatkan pencapaianku.






Facebook Twitter Google+

Comment Now

4 komentar