Yuusha no Furi Chapter 11 (Bahasa Indonesia)

Chapter 11 - Chalenge! Tower of Trial (Lantai Satu - Bagian Awal)

Pagi tiga hari kemudian.
Party Calon Hero telah berkumpul di depan Tower of Trial. Rata-rata party memiliki 3-5 anggota.

Aku melihat Gaff seraya aku melihat ke anggoty party lain.
Dia mendekat sambil menyeringai. Menjijikan.
"Jadi kamu tidak lari dengan ekor di antara kakimu."
"Kamu juga"


Gaff memandang rendah ke Pak tua dan Celica.
"Apa, kamu tidak menyewa petualang yang layak? Pak tua bodoh dan cewekmu tidak akan bisa melakukannya sama sekali"Gahaahaha, dia tertawa saat menghina.
Pak tua mengabaikannya, tapi Celica terlihat marah.

Aku balik menertawakan Gaff.
"Bukankah anggotamu tidak berharga? Mereka terlihat lebih cocok berada di gunung."U, Gaff menahan nafasnya. Tapi dia langsung tersenyum.
"Maz itu sudah menantang ujian Hero Tower of Trial berkali-kali. Dia tahu semuanya. Apa kamu bahkan punya orang yang berpengalaman?"

Maz.... jika aku tidak salah dia si bandit archer.
Apa dia membuatnya menantang ujian demi hari ini?
"Tidak perlu orang yang berpengalaman. Kami akan menerobos setiap tantangan sendiri."

"Heh, aku akan menikmati momen sekaratmu!"
Dia kembali ke bawahannya sambil menyeringai dan mengatakannya.--Aku tidak akan mengampuni orang ini. Jangan pikir kamu bisa menghina Dewa sejauh ini.
Aku akan segera menyelesaikan Ujian ini dan maju ke turnamen.

Aku menantang menara dengan party empat orang.
Aku, Celica, Pak Tua, dan Pria besar.
Pria besar ini tubuhnya lebih tinggi dan lebih lebar dariku. Seluruh tubuhnya terbungkus warna hitam.
Setiap orang memiliki ransel besar di punggung mereka.

Namun, benar-benar ada banyak orang di ruang terbuka di sekitar menara. Sangat ramai sampai ke jalan utama. Banyak ejekan dan sorakan.
Kios Fido Grill laris manis.

Banyak monitor untuk siaran dipasang di berbagai tempat di kota, orang-orang menunggu untuk mulai.
Omong-omong, tentu saja mereka melakukan taruhan.
Pak Tua dan Celica akan ikut juga, tapi aku menghentikan mereka.
Aku punya dua alasan.
Satu, kemungkinan ini cukup rendah karena fakta bahwa aku berada di posisi ketiga dan pertikaian dengan Gaff dikenal luas.
Alasan lain aku tidak berpikir permasalahan dengan Lapisia akan berjalan sangat lancar.

Setelah menunggu beberapa saat, seorang pria di puncak hidupnya yang sepertinya menjadi pengawas akhirnya muncul di atap Tower of Trial.
Dia bergerak gesit bertentangan dengan usiaanya. Sebuah suara yang dalam bergema.
"Hero masa depan yang telah melewati ujian  [Kebijaksanaan]. Sekarang kira akan memulai ujian [Keberanian]. Menerobos semua lima lantai dari menara dan mencapa atap ini sebelum matahari terbenam. Dengan kata lain, hanya orang yang telah melewati menara ini dalam 10 jam akan lulus ujian. --Lalu mulai dari yang pertama, masuki pintumu! Giliran pertama, Gaff party. "
Sorakan dan cemoohan keluar bersamaan.
Gaff memasuki pintu pertama sambil mengutuk.

Pemimpin party kedua adalah seorang warior yang terlihat kuat dengan bahu yang bidang.
Wajahnya terlihat gigih. Dengan Thief dan seorang penyihir, mereka memasuki pintu.

"Ketiga, Party Keika."
Aku segera berjalan sambil membiarkan lengan Waguku-ku berkibar. Geta-ku mmbuat suara berderak.

Orang-orang bersorak.
"Lakukan yang terbaik, bro!" "Buat itu menyenangkan!" "Pak Tua, aku akan mengurus Minya jika kau mati!"
"Berisik! Aku tidak akan menyerahkan anakku kepadamu!"
Kami memasuki pintu ketiga dengan sorakan yang relatif hangat.

Di bagian dalamnya redup.
Lantainya dari paving batu, dindingnya terbuat dari batu juga.
Tinggi dan lebar lorongnya sedikat 2 meter. Tidak disangka ini lebar.
Ada sebuah pintu besar di ujung lorong.
Lampu lilin diletakan di langit-langit dengan sebuah interval.

Aku berbicara sambil  melihat ke atas.
"Ini benar-benar nyaman, kita tidak perlu obor atau lampu."
"Itu karena kalau tidak siarannya tidak bisa terlihat."
"Masuk akal"

Celica mengencangkan ranselnya dan dengan kuat mengangguk dengan rambut pirangnya bergoyang.
"Mari kita maju, Keika-sama"
"Ya, Pak tua, aku mengandalkanmu di bagian depan. Setelah itu Aku, Pria besar, dan terakhir Celica."
"Ya." "Baik"
Kami perlahan-lahan maju dengan berhati-hati.

Aku mengaktifkan <> yang dapat melihat segala sesuatu sambil berjalan.
Setiap jenis perangkap di lantai dan dinding akan muncul.
[Pintu Tersembunyi]

"Oh? Ada sebuah pintu tersembunyi sedekat ini dengan pintu masuk."
Pak tua berbalik dan membalas.
"Bagaimana kamu bisa menyadari itu. Sasuga Keika."
"Bisakah kita menggunakannya?"

"Ada tangga menuju ke lantai atas, kelihatannya itu seperti fasilitas perawatan. Ini tidak bisa dibuka tanpa kunci atau sihir."
"Begitu ya"
Itu berarti peti itu dibawa ke lantai atas ya.
Bahkan, aku tidak bisa merasakan kehadiran tidak menyenangkan itu di lantai ini.

Sepertinya tidak ada perangkap apapun di bagian ini, jadi kami melanjutkan dan membuka pintu di ujung.
Di dalamnya adalah ruangan yang sangat besar.Besarnya sekitar lapangan bermain sekolah dasar. Aku tidak bisa ujungnya karena terlalu gelap.
Ada pintu lain di dalam ruangan ini. Itu adalah satu-satunya pintu keluar.

"Tempat apa ini...?"
"Ada papan tanda di sini...."
Celica menunjuk dinding di bagian pintu masuk.
Tulisannya, [Ujian pendahuluan. Kalahkan yang palsu untuk mendapatkan kunci. Namun tidak ada hukuman bahkan jika kamu mengalahkan yang asli.]

"Yang palsu? Aku tidak terlalu mengerti, tapi itu berarti tidak masalah jika kita mengalahkan mereka semua kan?"
"Tampaknya seperti itu, Keika-sama."
Celica mengangguk, Pak tua membalas.
"Cukup tepat untuk pemanasan."

--Dan.
"Nyaa", tiba-tiba aku mendengar suara lucu di bawahku.
"Hm? Apa?"
Ada seekor kucing ketika aku melihat ke bawah.
Tubuh kecil dan lucunya meringkuk di kakiku.
Ekornya berdiri sedikit melengkung di ujungnya.
Tanda kasih sayang.

"Oh ya ampun, kenapa ada kucing di tempat ini?"
Celica membungkuk dan mendekat sambil menatapnya.
Tidak ada semacam bahaya ketika aku melihatnya dengan <>. Itu hanya kucing biasa.
"Nya~n"
Kucing itu menutup mata dan menggosok wajahnya di tangan putih Celica. Imut.

"Tidak ada jebakan, apapun. Apa dia tersesat?"
Ketika aku sedang bingung.
Aku tiba-tiba mendengar suara desakan dari kedalaman ruang itu.
"Apa?"

"Nyaa!" "Nyaon!" "Nyau!"
Kucing berbulu yang tak terhitung jumlahnya datang berbondong-bondong seperti tsunami.
Itu bukan hanya seratur atau dua ratus.
Beberapa ratus keindahan mengubur aula.

Mata pak tua bersinar dan dia berteriak.
"Ku-kucing! dan sangat banyak!"
"Jadi kita harus membunuh mereka untuk menemukan yang palsu!"
"Tidak mungkin! Melakukan hal seperti itu untuk makhluk seindah ini!"

"Sialan, apa yang harus--uwaa!" "Kyaa!" "Foo!"
Kita ditelan oleh kucing-kucing itu tanpa bisa melawan.
Tidak mungkin untuk melakukan apapun salam gelombang lembut ini.

Aku melihat dengan <>, tapi semua yang di sini hanyalah kucing biasa.
Tentu saja mudah untuk membunuh mereka semua karena mereka lemah.

--Namun!
Aksi kita disiarkan ke penonton melalui monitor.
Kepercayaan mereka akan menurun kepada Hero yang bisa membunuh makhluk lucu seperti ini.

"Kuh! Jadi seperti inilah Ujian untuk Hero!"
Ini benar-benar tidak terpikirkan oleh manusian untuk datang dengan rencana tidak manusiawi.
Licik! Seperti yang diharapkan dari Raja Iblis, Licik!

Aku berteriak pada Pak Tua sambil mendorong gelombang kucing-kucing.
"Pak Tua! Lakukan sesuatu tentang ini!"
"Menyuruhku seperti itu---hawawawa"

"Pak Tua sepertimu seharusnya tidak ber-'hawawa'!"
Tapi, aku bisa mengerti perasaan itu.
Kucing-kucing lucu di lantai mengerumuni kamu. Mereka juga memanjati tubuh kami. Di lengan dan wajah kami.
Kucing-kucing itu menggosokkan tubuh mereka sambil terlihat penuh akan kasih sayang.
Terasa seperti aku akan naik ke surga walaupun aku seorang Dewa!

Dan kemudian Pak Tua berteriak dengan nada serius.
"Aku tidak bisa! Maaf, keika! Aku suka kuciiiing! Aku lebih baik mati dari pada membunuh mereka! --Hawawa."
Pak tua itu menutup matanya dan menghilang di bawah kucing-kucing yang tak terhitung.
--Kita kehilangan orang yang berharga. Aku akan mengambil tulangmu nanti.

...Yah aku entah bagaimana merasakan kecintaan Pak Tua terhadap kucing.
Lagi pula, dulu Istrinya seorang catfolk, dan dia berhenti dari seorang bandit dan menjadi orang yang jujur  dalam rangka membesarkan putri catfolk-nya Minya.

Aku melihat ke sisi lain. Aku bisa melihat rambut pirang yang setengah terkubur oleh kucing-kucing.
"Sial, Aku tidak bisa menjadi Hero jika terus seperti ini --Celica, bisakah kamu lakukan sesuatu!"
"Nyaaa, desuyo, nyaa... Ha! Itu benar Keika-sama! Aku akan membantumu sekarang!"
Celica yang terlihat seakan sedang terpesona tiba-tiba bangkit dengan semangat tinggi.
Dia menggoyang kucing-kucing yang telah naik ke tubuhnya dan dengan cepat menarik pedang di pinggangnya!
Dia mengambil pose dengan Rapier seakan sedang mengancam.

Kucing-kucing itu dipisahkan sekali, tetapi kemudian ekornya berdiri dan mereka menringkuk di kakiknya.
"""Nya~n"""
Wajah anggun Celica melengkung seakan dia akan menangis.
"Ah, begitu banyak kucing kesepian berkelompok.... Aku benar-benar menyesal Keika-sama! Aku wanita yang tidak berguna."
Dengan kata itu sebagai kata-kata terakhirnya, dia terkubur oleh kumpulan kucing-kucing yang melompat.
--Celica, KIA (Killed in Action / tewas dalam peperangan.

Namun, kata-kata Celica memukulku.
Ketika kamu memikirkannya, itu aneh bagi mereka untuk melekat kepada kami sekaligus ketika kami bahkan tidak memiliki catnips
Selain itu, kucing-kucing itu bertindak terlalu manis. Mereka secara akurat menggoda manusia.
Ini kemungkinan besar bukan sekedar beberapa teknik remote control.
Sesuatu yang tahu situasinya pasti memberikan instruksi yang rinci di tempat ini.

Aku mengusir kucing-kucing itu dan mengaktifkan <> sekali lagi.
Aku melihat kucing yang menggosok tubuh mereka sambil mengeong.
Kucing-kucing itu terus memanjat tubuhku tidak peduli berapa kali aku mengguncang mereka.
Sial, Imut.

--Ketemu Kau!
Ada kucing menyendiri dengan status yang berbeda.
Ini terlihat persis seperti seekor kucing dan bertindak menggoda bersama-sama dengan kucing-kucing yang lainnya.
Namun, dia tidak bisa menipu mata Dewa, Itu ditampilkan sebagai [Boneka Sihir]/
"Golem berbentuk hewan huh--Haa."

Aku segera menarik Tachi-ku, dan flash.
Slash!
Suara sesuatu yang keras sedang terpotong bergema di ruangan yang luas.

"Niyaaaaaaa!"
Golem kucing itu hancur sambil menghamburkan gerigi dan per sambil meratap.

Kucing-kucing yang lain behenti bergerak.
Pada saat berikutnya.
"""NYAAAA!""""
Mereka semua lari dari kami sekaligus.

Yang tersisa hanyalah Pak Tua yang sedang di Surga, dan Celica yang terengah-engah dengan Roknya yang tergulung dan dalemannya terlihat.

Aku bicara sambil menyarungkan Tachi-ku.
"Hey, kita pergi."
"Ap..?"
"Huh...hyau."
Pak tua itu mengucap matanya dan berdiri, Celica membetulkan pakaiannya dengan wajah yang merah.

Aku mengambil kunci perak di antara part yang tersebar di lantai.
Ini kunci untuk pintu selanjutnya tidak diragukan lagi.

Pak tua dan Celica datang ke sisiku dan berkata.
"Musuh yang kuat keluar dari pintu gerbang..... Keika kau menakjubkan. Melihat boneka yang tercampur di dalam mereka. Itu tadi bahaya tau..."
"Sasuga Keika-sama. Dan aku malah berantakan, Aku sangat menyesal..."
Celica mengatakan itu sambil meluruskan rambut pirangnya yang acak-acakan.

"Yah tadi mungkin jebakan untuk membuang-buang waktu dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kita. Ini Dungeon dengan tipe menjijikan.
"Begitu mengerikan...."
"Baiklah, ayo --berikan padaku kunci itu."

Pak tua itu mengambil kunci dan membuka pintu di interior.
Sebuah lorong remang-remang. Suasana yang bebeda dari sebelumnya.
Melihat dengan <>, itu penuh dengan perangkap.

"Mulai dari ini, ini adalah yang sebenarnya. Mari kita kuatkan diri kita dan melakukanyang terbaik."
"Ya Mengerti!"
"Ya! Keika-sama!"
Celica tersenyum dengan mata birunya. Gigi putihnya bersinar.
Ini senyum menghibur yang membuatmu tersenyum hanya dengan melihatnya.
--Aku harus melindungi senyum ini.

Aku akan bekerja keras, untuk memenuhi harapan Celica dan menjadi Dewa di dunia ini. Aku melanjutkan sambil mencengkeram gagang Tachi-ku.














Facebook Twitter Google+

Comment Now

0 komentar