Youhei-dan no Ryouriban - Chapter 2 Bahasa Indonesia

Ryouriban Chapter 2 - Awal Mula dari Cream Stew (Part 2)


Update cepet ni minna.. gak tau banyak yang suka WN ini apa gak, tapi TL aja deh, yang penting adminnya suka...

Jangan lupa komen buat menambah dosis semangat admin.
Kalo ada typo ato miss translate jangan sungkan buat komen, maklum pengurus cuman satu. Ikuti juga Fanspage kami yak....

Enjoy This Chapter minna......

-----------------------------------------


Masa peperangan antar negara (Sungoku). Era berbagai panglima perang yang kuat.

Penguasa negara di benua Sabraeau ini memegang berbagai pengaruh besar dan kecil, membual dirinya sebagai penguasa tertinggi benua, membenamkan dirinya tidak dalam hal lain kecuali perang.

Di medan perang adalah pertukaran antara sihir dan panah, bentrokan antara pedang dan tombak. Di antara kehidupan dan kematian, ambisi, harapan, serta hasrat melebur membentuk kekacuan.

Karena hal ini bisnis mercenary begitu menguntungkan.

Dan aku, Ganglabe juga memegang ambisi tersebut, bersama dengan empat teman masa kecilku kami memulai sebuah pasukan mercenary.

Tujuan kami adalah untuk menjadi penguasa negara, memiliki negara di tangan kita. Sehingga kita dapat membangun sebuah tempat di mana anak-anak yatim seperti kita bisa hidup damai tanpa rasa takut.

Tujuan kami adalah semacam negarai yang damai. Di mana tidak ada kelaparan atau kemiskinan. Menyelamatkan warga dari penguasa kotor yang hanya mengeksploitasi mereka.

Tetapi, itu sudah lima tahun sejak pasukan mercenary dimulai. Bahkan sekarang ini masih hanyalah pasukan skala kecil.

Teman masa kecilku memiliki bakat dalam pertempuran dan sihir, aku juga memiliki kepercayaan diri dengan pedang dan strategi. Namun, tidak peduli berapa banyak kita melawan, berapa banyak yang kita peroleh, tidak ada jalan bagi kita untuk meningkatkan pasukan.

Orang, kuda, senjata, semua memakan uang. Hanya dengan kemampuanku sendiri, sepertinya tidak mungkin untuk meningkatkan lima puluh orang yang saati ini kami miliki.

Dan kemudian suatu hari aku bertemu dengannya.

Memikirkanya kembali, mungkin itu pertemuan yang ditakdirkan.



Hari itu adalah peperangan di bukit Lynbell, dan kami dipekerjakan oleh penguasa tanah utara.

Ini adalah perang yang mungkin agak sulit, cocok dengan jumlah yang dibayarkan untuk kami. Penguasa utara juga memilki uang, dan jumlah yang diambil dari penguasa musuh juga lumayan jumlahnya.

Tapi tentara sudah lelah dari perang panjang. Dua bulan berlalu. Hanya untuk mendapatkan penghasilan, aku berharap untuk segera mengakhiri perang tetapi, ini mungkin berlangsung terlalu lama. Seperti kita jatuh di dalam lumpur rawa.

Tidak tahu kapan harus berhenti, itu adalah kesalahanku.

Dua puluh prajurit yang aku pimpin juga lelah, semua prajurit lain mungkin juga sama.

Sesuatu harus dilakukan, aku butuh sesuatu untuk menaikan moral pasukan.



"Kapten!"

"Ada apa ribut-ribut!"



Menunda makananku, sambil melihat pada peta di atas meja memikirkan metode serangan, salah satu teman masa kecilku datang ke tenda.

Yang mempin unit pemanah, Teg. Dia mungkin hanya beruntung tetapim dia tidak pernah meleset satu tembakanpun, dan unitnya terbuat dari para elit.



"Kami menangkap orang yang mencurigakan, datang ke sini untuk memberitahu kamu"

"Orang mencurigakan? Mata-mata?"

"Uh,,, bukan, sepertinya bukan mata-mata..."

"Huh?"



Seorang yang mencurigakan yang bukan mata-mata?

Aku tidak begitu paham jadi aku keluar dan menemui orang itu.

....Memang, mencurigakan.



Tunik dan celana. Hanya itu yang dia kenakan.

Namun aku tidak pernah melihat jenis tunik atau celana seperti itu, maupun metode menjahit atau materialnya. Tapi itu berkualitas bagus,

Dan dia adalah seorang pemuda yang aneh.

Wajahnya datar dan biasa. Rambut pendek dan mata hitam yang tidak biasa.

Dia adalah seorang pria kurus yang juga tidak terlalu tinggi.

Terlalu lemah untuk menjadi warga desa, terlalu lembut untuk menjadi seorang prajurit, terlalu miskin untuk menjadi anak seorang penguasa.

Aku sudah bertemu banyak orang, memelihara kemampuan penilaian dan pengetahuanku tetapi, aku tidak bisa membacanya dari orang ini.



"Siapa kamu? Kenapa kamu di sini?"

Aku bertanya dengan hati-hati. Ini akan menyebalkan jika aku tau-tau di serang entah dari mana.

"HAHAHAHAHAHAHA"

Entah kenapa dia mulai tertawa.

"Apa yang kamu tertawakan!"

Aku berteriak merasa marah. Ada apa dengan orang ini.

"Umm, kamu bisa memanggilku Shuri. Tempat ini dimana?"

"Yang bertanya di sini itu aku. Stop bicara omong kosong."



Itu percuma untuk mengambil keuntungan dari apa pun. Aku tidak akan membiarkanmu.

Tapi, siapa orang ini. Kenapa dia di sini.

Ini adalah tepat di tengah medan perang, mengapa orang ini yang tampaknya tidak bertarung tersesat di sini.



"Kamu dipanggil Shuri kan? Dari mana asalmu? Dari desa apa asalmu?"

"Pedesaan di Jepang"

"Jyepang... tidak pernah dengar tempat itu."



Dari semua waktu dan tempat, bahkan dari para veteran yang telah melewati berbagai medan perang, aku tidak pernah mendengar tentang tempat ini.

Bahkan selama lima tahun sejak aku memulai pasukan mecenary-ku, aku tidak pernah mendengar wilayah ini.



"Um, aku terseat sampai kemari, dan aku tidak tahu dimana tempat ini."

"Diamlah"



Dia terus mematahkan pikiran terlatihku.

Tidak mungkin untuk melakukan itu. Orang menyusahkan seperti itu seharusnya tidak ada.

"Jadi uh,, aku sangat lapar"

"Diam, kami juga"



Aku berpikir sejenak jika dia adalah orang yang tangguh. Meminta makanan di saat seperti ini, apa itu normal?

Dari pada itu, pasukan mercenary-ku tidak memiliki seorang pun untuk membuat makanan yang layak.

Kita bisa memasak untuk diri kita tetapi, kita tidak punya tukang masak yang bisa memberi makan yang lain. Itulah kenapa kita sudah terbiasa hanya makan sup kentang dan garam.

Jadi kita lapar. Tidak peduli apa yang kita lakukan kita lapar.

Setelah kami tiba di sebuah kota, makan sampai sepuas kita adalah tujuan biasa kami.



"Kapten, Mau diapakan?"

"Sepertinya tidak ada yang bisa kita ambil"

"Tapi tidak melakukan apa-apa seperti bukanlah hal baik."

"Namun, tidak mungkin kita membebaskanya begitu saja. Cepat bunuh dia dan mulai persiapannya untuk perang."



Teman masa kecilku juga memberiku pendapat mereka.

Memang kami mungkin tidak bisa mendapatkan sesuatu yang berharga darinya, itu lebih baik cepat bunuh dia saja.

Aku juga tidak tahu jika informasinya akan bocor dari suatu tempat. Pilihan satu-satunya adalah menyingkirkan sumber kegelisahan.



"Uh, permisi."

"Apa"

"Aku lapar, bisakah aku memasak sesuatu pliss?"

"...Kamu, kamu tukang masak?"



Melakukan pertukaran di situasi semacam ini huh.

Memang, situasi makanan kami bukanlah hal yang bisa kita senangkan. Itu mungkin berubah jika kita memiliki tukang masak.



"Menarik"

Menyeringai, aku tertawa dan berkata.



"Kalau begitu, buat sesuatu yang lezat. Jika kamu melakukanya, aku akan membiarkanmu hidup."

"Kapten?! Apa kamu serius?!"

"Ini sebelum perang. Melakukan sesuatu seperti ini untuk meningkatkan moral pasukan tidaklah buruk. Jika rasanya tidak enak kita tinggal bunuh saja dia"



Jika dia dapat memasak seuatu yang lezat, lalu di atas semuanya energi para terntara juga akan pulih.

Jika itu buruk lalu cukup membunuhnya sebagai balas dendam.

Tidak peduli yang mana pada akhirnya, itu akan menjadi cara untuk menaikan moral.



Melepaskan ikatanya, aku meminjamkan dia peralatan memasak.



"Bahan-bahannya di sana."

Bocah bernama Shuri itu dengan hati-hati melihat bahan-bahan yang diserahkan kepadanya.

Bahan-bahanya yang bisa dia pakai hanya itu. Aku tidak melihat sesuatu yang layak dengan bahan-bahan ini.



"Apa ada yang lainya?"

"Tidak. Ini sudah cukup mewah. Biasanya cuman sup kentang dan garam."



Itu suatu kebohongan. Karena kita tidak mempunyai seorang ahli yang dapat membuat ransum darurat, kita hanya bisa menjaga jumlah makanan yang bisa kita makan.

Jika ini adalah tempat yang lebih baik, kita bisa mendapatkan sesuatu seperti daging rusa.

"Lalu...mari buat Seafood Cream Stew. Itu akan lebih baik jika ada udang. Karena tidak ada mari  kita ganti dengan ikan perch."



Udang? Perch? Seafood?

Orang ini, apa yang bisa dia lakukang dengan bahan-bahan ini?

Ketika aku memikirkan itu, orang itu memulai memasak.

Dia mempersiapkan ikannya dengan tangan yang terampil dan terbiasa. Aku mengerti, jadi dia membuat sebuah sup daging, kentang, daun bawang, garam.

Kita selalu membakar ikan untuk dimakan. Biasanya sampai gosong. Rasanya begitu buruk sampai tidak seorangpun yang mau.

Tetapi, Shuri mengeluarkan kepala dan tubuhnya, dan khususnya bagian dalam dengan indahnya, semebelum memasukannya ke dalam panci untuk direbus di dalam air panas. Kemudian memasukan kentang setelah dikupas.

Kepalnya? Apa yang akan dia lakukan?



"Kamu bisa memakan.... itu?



Salah satu dari komandan di belakangku bergumam.

Memang, kita tidak memiliki kebiasaan memakan kepala.

Sementara itu, airnya mendidih, dan berwarna sedikit putih.

.....Apa itu.



"....Kurasa aku baik-baik saja"



Dia bergumam lagi. Akulah orang yang ingin kabur.

Namun, saat susu, mentega, tepung terigu yang dimasak di panci lain dituangkan ke dalamya, aku merasa mau pingsan.



"Ueeeee"



Ted juga terlihat seperti mau muntah. Panci yang berwana sedikit putih, berubah menjadi benar-benar putih.



....Orang ini, mungkin lebih baik jika membunuhnya saja saat ini juga.



“Selesai dengan sedikit daun bawang sebagai topping”



Aku tidak mengerti jika dia merasakan niat membunuhku atau tidak tapi, Shuri menyajikannya menjadi hidangan, menaruh irisan daun bawang di atasnya.



"Ini dia"



Haruskah aku....memakan ini.

Tidak peduli dimana aku melihatanya ini cuman putih. Kepanya tidak dimasukan tetapi ini sup kentang, daging ikan dengan daun bawang sebagi hiasan.

Tetapi....ini.



"Sup ini.... putih"

"Ini Cream Stew"



Aku tidak paham maksud jawabanya.



"Jika tidak enak aku akan membunuhmu"



Memberinya peringatan, Aku menyendok sedikit sup dengan sendok.

Itu terlihat seperti itu tetapi, aku akan berkata sejujurnya.



Baunya menakjubkan.



Bau yang lezat tersebar, segera itu melepas pesona seolah-olah memeritahuku untuk memakannya sekarang.



Luar biasa lezat.

Perpaduan antara ikan, susu, dan mentega. Rasa menyegarkan dari ikan, kentalnya susu, dan keju menyebar dengan penuh rasa yang ringan.

Manis pada awalnya kemudian rasa asin tiba-tiba muncul, memperkuat rasa.



"Um?"

"Bagaimana kapten?"

"...Lezat"



Itu benar-benar semua yang bisa aku katakan. Ini sama sekali tidak buruk. Makanan ini adalah sesuatu yang tidak pernah bisa makan di medan perang.

"Oi, bawa lebih banyak kemari"

"Aye aye. aku membuat banyak jadi jangan khawatir dan terus makan."



Apa? Banyak?



"Banyak? Meskipun cuman ada bahan segitu?"

"Dengan air, perch dan susu, bahkan jika kamu tidak memiliki banyak bahan, kamu masih bisa membuat banyak.
Ini sebelum berangkat kerja kan minna? Makan yang banyak karena makanan lezat akan mengeluarkan tenaga penuhmu."



Jadi seperti itu.

Orang ini, menunjukan keunggulan melalui memasak, menemukan cara untuk bertahan hidup.

Di medan perang, tidak peduli berapa banyak makana yang kamu miliki itu tidak akan merepotkan. Tentu saja tidak ada cara untuk menjangkau jalur pasokan tetapi, jika anda memiliki makanan lezat, para prajurit bisa melawan lagi. Dalam dingin dan panas, mereka akan lebih bertahan sampai batas tertentu.

Makanan merupakan faktor yang cukup penting selama perang. Perang pengepungan juga (Penyerangan benteng musuh) kemenangan dibedakan oleh jumlah ransum darurat yang tersedia. Dalam perang terbuka, makan sampai kenyang sepuasmu untuk mengembalikan energimu akan meningkatkan semangat prajurit.

Itu, Pengetahuan dan teknik untuk menggunakan bahan-bahan segitu untuk membuat makanan dengan jumlah besar dengan rasa yang seperti ini.

Mungkin alasan dia melihat-lihat dengan gelisah dan bicara seperti itu sebelumnya karena dia sedang memeriksa situasi makanan di sini, dan mencari kesempatan untuk mempromosikan dirinya sendiri....!



"......Begitu, Itu sudah direncanakan sejauh itu"



Juru masak sebagus ini, tidak mungkin aku akan membiarkan dia pergi. Tidak peduli apapun, dia membuat makanan yang enak. Dalam rangka untuk makan makanan ini, itu bagus untuk menyewa orang ini.



"Kamu, apa kamu punya tujuan mau kemana?"

"Tidak. Aku bahkan tidak memiliki petunjuk bagaimana cara untuk pulang ke rumah."



Melihat permasalahan Shuri aku membuat sebuah saran.



"Jika kamu tidak tau mau kemana, lalu bergabungkah dengan pasukanku."

"Eh."

"Sebagai tukang masak. Pekerjaanmu membuat makanan dengan rasa yang lezat. Sampai kamu bisa kembali ke kampung halamanmu, buatlah makanan di sini"

"Apa itu tidak apa-apa?"

"Aku bilang itu tidak apa-apa"
"Jadi, Kalau begitu. Terima kasih."



Hanya seperti itu, bocah misterius Shuri bergabung di barisan kami.



Dari sini, aku, para komandan, prajurtitku, semua memakan masakan Shuri, bertarung denga berani di medan perang.

Kesulitan sampai saat itu, dengan luar biasa mengirim kami ke medan perang dengan menguntungkan, mencapai kesimpulan hanya dalam seminggu.





Ini adalah, apa yang generasi selanjutnya sebut dengan "Pahlawan dari Pasukan Mercenaty" dan sejarah ini melekat di cerita para prajurit.

Kekasisaran pertama yang menaklukan benua, kaisar pertama, Ganglabe Denju Aprahda. Dia meninggalkan sebuah buku.

"Ini adalah aku sampai kemudian, berpikir bahwa selama kita kuat kita akan tumbuh berkembang. Tetapi itu salah.
Yang kuat, kamu tidak tahu alasan atau latar belakang mereka. Mengapa mereka menjadi kuat, bagaimana mereka bisa menjadi kuat.
Sebagian prajutir bertujuan untuk merangkul wanita cantik, atau memperoleh uang. Tapi, tentara tidak hanya untuk itu saja.
Pada akhirnya, makanan lezat mendukung para tentara, wargam dan bentuk negara.
Sukacita setelah melewati hari itu, bersyukur untuk dapat melihat hari esok. Mereka memulai hari mereka dengan makanan lezat di pagi hari, mengakirinya dengan makanan lezat di malam hari. Bukankah itu kebahagiaan yang sebenarnya.Ini adalah aku, yang telah diajarkan oleh dia"

Kaisar Ganglabe, didampingi oleh salah satu juru masak yang selalu di sisinya.

Mereka bertemu ketika mereka masih muda, maju bersama di medan perang, salah satu pendukung yang memasakan dia makanan yang lezat. Muncul entah dari mana, mengubah dunia permasakan, pria yang membuka jalan untuk era baru memasak.

Kisah dari Azuma Shuri.












Facebook Twitter Google+

Comment Now

2 komentar

  1. avatar Youhei-dan no Ryouriban – Chapter 1 Bahasa Indonesia – Mavhia Translation says:
    Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
    • avatar Youhei-dan no Ryouriban – Chapter 3 Bahasa Indonesia – Mavhia Translation says:
      Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.